Indonesia merupakan negara
yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Hutan, sungai, maupun lautnya
memiliki potensi melimpah. Sayangnya, potensi ini sangat minim tergali. Hal
yang juga menjadi persoalan dari penggalian potensi ini adalah masih minimnya
peneliti lokal yang melakukan riset atas berbagai potensi alam Indonesia.
Potensi-potensi ini justru tergali dan ditemukan oleh para peneliti asing.
Akibatnya, ketika temuan ini dipatenkan pihak asing maka bangsa ini kembali
harus kehilangan ‘kekayaannya’.
Potensi
Geografis dan Karakteristik Spasial Indonesia
Sumberdaya wilayah di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara keruangan,
kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara kepulauan yang luas dengan
jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya laut (marine resources) dan
daratan (land resources) yang perlu dikelola secara terintegrasi. Aspek
klimatologi, geologis/ geomorfologis, hidrologis, biotis dan manusia serta
sosio kulturnya yang beragam sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya
wilayah untuk kesejahteraan bangsa.
Selain tinjauan aspek
lingkungan dan kebencanaan alam yang terjadi disetiap wilayah provinsi,
kabupaten/kota perlu dijadikan kriteria dalam perencanaan pembangunan
(pengembangan industri) wilayah dan implementasinya. Sebagai negara tropis,
visi pembangunan di Indonesia perlu memantapkan diri sebagai Negara pertanian
yang kuat melalui konsep agro produksi, agroindustri, agrobisnis, agroteknologi
dan agrososio kultur serta tourisme.
Pendekatan ini dapat
mengurangi resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam bila dikelola dengan
baik sesuai dengan daya dukung lingkungan, oleh karena itu pembangunan nasional
kedepan diutamakan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan
IPTEKS untuk kehidupan. Pengelolaan sumberdaya wilayah/ ruang berkelanjutan
dapat dicapai dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekologi ekonomi, manajemen
sumberdaya dan lingkungan, keberlanjutan teknologi dan sosio kultur.
1. Potensi Geografis Indonesia
Negara Republik Indonesia
sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau dengan 5 pulau besar,
berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia, Phillipina dan
Samudera Pasifik, Hindia dan Australia. Bentang alam di daratan barat mempunyai
perairan dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan
(Dangkalan Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam dengan
beberapa palung laut.
Daratan Indonesia sebagian besar
kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum Mediteran.
Dataran rendah dan luas ada di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya dan Jawa.
Terdapat gunung api aktif sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa. Selain
hasil erupsi gunung api yang memberikan lahan subur pada lerengnya, juga ada
resiko bencana gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau
besar yang potensial dikelola untuk kehidupan demikian danau-danau besar di
Sumatera, Sulawesi, Jawa, Kalimantan. Diperkirakan sekitar 7.623 pulau di
Indonesia belum punya nama (ensiklopedia Indonesia seri Geografis, 1997).
Potensi flora di Indonesia
beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan terdapat pada zona elevasi
< 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500 m dpal. Sebaran flora
mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung hingga
pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).
Penduduk yang beragam suku
dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah Indonesia yang diperkirakan 300
kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa lisan (daerah) di jumpai di
Indonesia, sedangkan bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan
budaya yang dimiliki oleh berbagai kelompok etnik tersebut.
Berdasarkan kondisi
geografis tersebut dan kehidupan sejak jaman kerajaan, maka urutan potensi
pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jas
9. Perdagangan
2. Perkebunan
3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jas
9. Perdagangan
2. Karakteristik
Spasial Potensi Geografis
Pembangunan wilayah
pengembangan industri ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di Indonesia
perlu memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan
spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat. Pemecahan masalah
pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5 (lima)
tipologi wilayah pembangunan geografis yaitu:
1) Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
2) Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
3) Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
4) Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku.
5) Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.
Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan (pengembangan industri) sektoral dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
1) Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
2) Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
3) Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
4) Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku.
5) Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.
Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan (pengembangan industri) sektoral dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar