My List

Senin, 02 Desember 2013

Status Sosial

Status sosial adalah suatu kedudukan sosial seseorang di masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui usaha ataupun karena pemberian.
Interaksi sosial akan mendorong individu untuk dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial yang lebih tinggi akan berpengaruh pula pada sikap dan rasa penghargaan yang tinggi dari masyarakat.

  •  Pendidikan


Pada zaman dahulu, tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan. Selain pendidikan hanya dikhususkan pada para bangsawan dan golongan ningrat, ilmu pengetahuan yang diberikan juga sangat terbatas. Bagi rakyat golongan menengah kebawah, mengenyam pendidikan merupakan sebuah mimpi yang sangat sulit untuk dicapai, dan meskipun mendapatkan kesempatan untuk ke bangku sekolah, pendidikan yang didapatkan hanyalah kelas rendah atau hanya sebatas sekolah dasar.

Pendidikan sendiri memiliki fungsi agar setiap individu memiliki pengetahuan yang cukup pada saat terjun ke dunia masyarakat.  Menurut David Popenoe, fungsi pendidikan memiliki tujuan utama sebagai berikut :
1. Sumber untuk perubahan atau inovasi social
2. Menjamin konsolidasi social
3. Memilih serta mengajarkan kontribusi social
4. Penyebaran Kebudayaan
5. Mengajarkan bentuk karakter

Hubungan mengenai Fungsi Pendidikan dan status social adalah dimana seseorang yang semakin tinggi menuntut ilmu akan semakin di hormati di kalangan masyarakat. Kita tidak bisa menutup mata soal ini, karena  di  mata masyarakat, seseorang dengan ilmu pengetahuan yang tinggi secara otomatis akan lebih dihargai kedudukannya dan lebih diperhatikan statusnya , hal ini karena hanya orang-orang dengan kemampuan intelektual yang tinggi saja yang bisa diterima dan mampu untuk menjalankan suatu posisi dimana tingkat kesulitan yang dihadapi jauh lebih tinggi sehingga tidak semua masyarakat mampu menempati posisi yang dibutuhkan, contohnya seperti professor, dokter, guru dsb. Berdasar dari kenyataan inilah, maka masyarakat zaman dahulu memiliki motivasi pendidikan sebagai alat atau sarana untuk meningkatkan status social.

Namun pada era yang sudah modern dimana pendidikan bisa dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat, maka fungsi pendidikan yang juga untuk meningkatkan status social mengalami penurunan persepsi. Hal ini juga dipicu karena semakin mudahnya mendapatkan pelayanan pendidikan dan banyaknya sumber informasi pengetahuan yang bisa diakses melalui internet, serta semakin majunya teknologi yang mengakibatkan meski tidak semua masyarakat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, namun mereka juga memiliki pengetahuan yang tidak kalah luasnya dengan seseorang yang sudah menempuh pendidikan tinggi.
Memang tidak semua pengetahuan sangat spesifik seperti yang didapat dalam perguruan tinggi, namun informasi yang mereka peroleh jauh lebih universal serta tidak pernah ketinggalan jaman.

  • Sosial Budaya Mempengaruhi Kesehatan

1.    Aspek sosial  mempengaruhi perilaku/ status kesehatan
Aspek sosial yang akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan diantaranya adalah :

a.    Pengaruh self Concept  terhadap perilaku
Self Concept  ditentukan oleh tingkatan kepuasan yang dirasakan
  oleh diri sendiri terutama bagaimana  cara individu itu dapat merefleksikan kepuasannya kepada orang lain. Apabila orang lain  merasakan kepuasan yang kita berikan direspon sebagai hal yang positif maka orang lain akan merasakan kepuasan yang yang sama. Tetapi sebaliknya apabila kepuasan yang kita berikan direspon negatif oleh masyarakat maka dalam jangka waktu lama masyarakat akan merasa tidak puas. Kondisi semacam ini kita harus melakukan promosi bagai mana tingkat kepuasan yang kita terima akan direspon positip bagi orang lain . Misal : apabila kita merasa puas dengan sistem kartu gosok pendaftaran, sedangkan orang lain merasa lebih repot, maka Rumah Sakit harus melakukan upaya penjelasan sistem tersebut justru akan lebih memudahkan. Self Contact  adalah hal yang penting dalam upaya kesehatan, karena akan mempengaruhi perilaku masyarakat
b.    Pengaruh Image kelompok terhadap perilaku kesehatan
Image  perorangan akan sangat dipengaruhi oleh image  kelompok
Sebagai contoh seorang guru apabila sakit akan berobat ke dokter, sedangkan bapak petani apabila sakit pergi ke dukun, maka akan berpengaruh pada keluarga petani juga akan berobat ke dukun, walaupun sekolah menganjurkan ke Puskesmas
Image masyarakat bahwa patah tulang harus disembuhkan pada dukun sangkal putungmaka apabila ada keluarga kita patah tulang akan dibawa ke sangkal putung bukan ke dokter orthopedi
c.    Pengaruh Indentifikasi Individu dalam kelompok terhadap perilaku kesehatan
Beberapa indentitas sosial yang mempengaruhi status kesehatan diantaranya : (1) Umur, (2) Jenis kelamin, (3) Pekerjaan, (4) Sosial ekonomià dalam segi epidemiologi faktor individu sangat berpengaruh dalam status kesehatan disamping, lingkungan dan agent.
Indentifikasi tersebut akan mempengaruhi dalam pembentukan kelompok sosial dan cara aktifitasnya, dimana kelompok sosial kemudian membentuk budaya/ perilaku kelompok.
Contoh : Perilaku anak muda yang merokok dimulai dari individu dalam kelompok, Kelompok kerja dengan debu akan merangsang orang lain pakai masker dll. Perilaku kelompok suatu desa lebih senang BAB disungai ternyata ketika mereka BAB di sungai terbiasa terjadi transaksi pekerjaan, perjodohan dll, sehingga walaupun dibuatkan tempat BAB yang baik mereka tetap akan kembali disungai
2.    Aspek budaya yang mempengaruhi Perilaku/ status kesehatan
G.M. Foster (1973 ) mengatakan ada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan seseorang diantaranya :
a.    Tradisi terhadap Perilaku kesehatan
Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan misalnya tradisi merokok bagi orang laki2 maka kebanyakan laki2 lebih banyak yang menderita penyakit paru dibanding wanita.
Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan berbahu amis, sehingga ibu nifas akan pantang makan ikan
b.    Pengaruh sikap fatalistis terhadap perilaku/status kesehatan
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat
Misalnya di Pedesaan para ibu2 yang bayinya mati itu artinya nanti sebagai anak  yang akan menjemput ibunya kelak naik surga, sehingga kematian bayi merupakan berkah Ilahi
Sikap fatalistis juga ditemukan orang Islam di pedesaan yang menganggap sakit adalah ujian dari Allah dan kematian adalah kehendak Allah dan tidak seorang pun yang berhak mencegah kematian hal ini akan mempengaruhi, sehingga sangat sulit menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan disaat sakit
c.    Pengaruh sikap ethnocentris terhadap perilaku kesehatan
Sikap ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa budaya kelompok adalah yang paling baik. Misalnya : kebudayaan Islam tentang kebersihan adalah yang paling baik “anafadhotu minal iman “  sehingga mereka menganggap ambil air wudhu di kolam yang kerus dianggap bersih karena hukum fiqs adalah syah, kebersihan hanya dilihat dari terbebas dari najis, sehingga adanya kotoran manusia di kolam tetap dianggap air kolam adalah bersih Seorang perawat/ dokter menganggap dirinya yang paling tahu tentang kesehatan, sehingga merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat sedangkan masyarakat tidak. Apabila air minum dihinggapi lalat, maka lalat harus ditenggelamkan dan air menjadi bersih sehingga boleh diminum
d.    Perasaan bangga pada statusnya
Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak sesuai dengan konsep kesehatan. Misal : orang bangga kalau dapat makan dengan beras yang putih, makan lauk penuh dengan lemak seakan-akan sebagai lambang kemakmuran. Orang akan bangga apabila makan Burger dibanding makan ikan kutuk/ lele
e.    Pengaruh Norma terhadap perilaku kesehatan
Norma dalam masyarakat sangat mempengaruhi perilaku masyarakat dibidang kesehatan, karena norma yang mereka miliki diyakininya sebagai bentuk perilaku yang baik.  Misal ; adanya norma bahwa laki2 tidak boleh bersalaman dengan laki2 yang bukan mukrimnya, sehingga seorang wanita apabila periksa bagian tubuhnya harus dilakukan oleh dokter wanita, sampai pada pemberian alat KB IUD, suntik harus dilakukan oleh dokter wanita, bahkan untuk periksa wanita hamil harus oleh dokter wanita
f.     Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan
Nilai dalam masyarakat akan mempengaruhi perilaku individu masyarakat, kerena apa tidak melakukan nilai maka diangga tidak berperilaku “ pamali” atau “ Saru “. Nilai yang ada dimasyarakat tidak semua mendukung perilaku sehat.
·         Nilai yang merugikan kesehatan à arti anak yang banyak akan membawa rejeki sendiri sehingga tidak perlu lagi takut dengan anak banyak.
·         Nilai yang mendukung kesehatan à tokoh masyarakat setiap tutur katanya harus wajib ditaati oleh kelompok masyarakat, hal ini tokoh masyarakat dapat di pakai untuk membantu sebagai key person dalam program kesehatan. RRT kalau punya anak lebih satu didenda
g.    Pengaruh budaya yang diajarkan sejak awal dalam menciptakan perilaku sehat
Budaya hidup bersih sebaiknya mulai diajarkan sejak awal/ anak-anak karena nantinya akan menjadi nilai/ norma masyarakat. Misalnya: anak harus mulai diajari sikat gigi , buang air besar di kakus, membuang sampah ditempat sampah, cara makan/ berpakaian yang baik  sejak awal, dan dilakukan terus- menerus akan menciptakan perilaku
h.    Pengaruh Inovasi kesehatan terhadap perilaku kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu perubahan selalu dinamis artinya  setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga dan seterusnya.
Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau melakukan perubahan perilaku kesehatan harus mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan bahwa petugas kesehatan merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat, bahkan diyakini  bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas kesehatan yang benar.

  • Pendapatan


"Pendapatan" dapat didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi sumber penghasilan (pendapatan) adalah dalam bentuk kompensasi pekerja, jaminan sosial, uang pensiun, kepentingan atau dividen, royalti, piutang, tunjangan atau tunjangan lain dari pemerintah, masyarakat, atau bantuan keuangan keluarga. 

Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dan mengeluarkan uang dapat mengumpulkan kekayaan dan fokus pada pemenuhan kebutuhan mendesak, sambil dapat mengkonsumsi dan menikmati kemewahan dan krisis cuaca (Boushev, 2005).

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan.

Biro Pusat statistic merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :
a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang
b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.
c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.
2) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas Sundoyo Pitono mendefinisikan pendapatan adalah sebagai berikut :
“Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari piak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini” (Sundoyo Pitono, 1982 : 20)

Untuk menentukan besar kecilnya pendapatan jelas tidak bisa, hal ini perlu penyesuaian dengan perubahan harga yang terjadi. Untuk itu Pemerintah menetapkan Upah Minimum Regional (UMR) baru untuk Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebesar Rp. 12.000,-per hari atau Rp.360.000,- per bulan untuk seorang pekerja atau karyawan.
Jadi seseorang yang bekerja dalam satu bulan berpendapatan minimal Rp. 360.000,- dan apabila suami isteri bekerja minimal Rp.720.000,- per bulan. Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang . Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap Keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar