My List

Rabu, 04 Desember 2013

Kelompok Referensi


Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan. Kelompok acuan memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku.Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Tiga macam pengaruh kelompok acuan:
1. Pengaruh Normatif
Ketika seorang individu memenuhi harapan kelompok untuk mendapatkan hadiah langsung atau menghindari hukuman
2. Pengaruh Ekspresi Nilai
Ketika seorang individu kelompok menggunakan norma dan nilai-nilai dianggap sebagai panduan bagi sikap mereka sendiri atau nilai-nilai
3. Pengaruh Informasi
Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai berguna potongan informasi yang berpotensi.

Jenis – jenis kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya yaitu :
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
•           Kelompok primer
•           Kelompok sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
•           Kelompok formal
•           Kelompok informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh
•           Kelompok aspirasi
•           Kelompok disosiasi
•           Primary / secondary
•           Membership
Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal – hal berikut ini :
·        Memberitahukan  atau  mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus,
·        Memberikan  kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.
·        Mempengaruhi  individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
·        Membenarkan  keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Kelompok referensi terdiri atas dua jenis, yaitu :
-  Kelompok referensi normative
- Kelompok referensi komparatif
Untuk mendorong timbulnya conformity maka kelompok referensi harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
·        Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu produk menarik atau merek yang khusus.
·        Memberikan kesempatan kepada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok
·        Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
·        Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Daya tarik kelompok rujukan dalam pemasaran melalui :
  • ·        Daya  tarik selebriti
  • ·        Daya  tarik tenaga ahli
  • ·        Daya  tarik orang biasa
  • ·        Daya  tarik juru bicara eksekutif dan karyawan
  • ·        Daya  tarik kelompok rujukan lain

Kelas Sosial


   DEFINISI
Kelas Sosial adalah penggolongan atau pengelompokan sosial (stratifikasi sosial) yang biasanya dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial seseorang berdasarkan kriteria ekonomi (kekayaan, pendidikan, dan pekerjaan).

·        KLASIFIKASI KELAS SOSIAL BERDASARKAN STATUS EKONOMI
-      Berdasarkan kepemilikan harta, pada umumnya masyarakat dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
1)      Kelas Atas
Terdiri dari kelompok orang-orang kaya  yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
2)      Kelas Menengah
Terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan, yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
3)      Kelas Bawah
Terdiri dari kelompok orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
-      Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas (golongan), yaitu:

1)      Golongan Pertama (Golongan Sangat Kaya)
Merupakan golongan dengan jumlah yang terkecil (sedikit) di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari para pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan.
2)      Golongan Kedua (Golongan Kaya)
Merupakan golongan dengan jumlah yang cukup banyak di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari para pedagang, dsbnya.
3)      Golongan Ketiga (Golongan Miskin)
Merupakan golongan dengan jumlah terbanyak di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari rakyat-rakyat biasa.
·        FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN KELAS SOSIAL
Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang menyebutkan bahwa ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut :
1)      Variabel Ekonomi
a.       Status Pekerjaan
b.      Pendapatan
c.       Harta benda

2)      Variabel Interaksi
a.       Prestis individu
b.      Asosiasi
c.       Sosialisasi
3)      Variabel Politik
a.       Kekuasaan
b.      Kesadaran Kelas
c.       Mobilitas

·        PENGUKURAN KELAS SOSIAL
Meskipun banyak ahli setuju bahwa kelas sosial adalah konsep yang valid dan berguna, tapi tidak ada pernyataan umum bagaimana mengukurnya.  Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
1)      Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk menguukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2)      Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengnai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.

3)      Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya. Ukuran obyektif terdiri dari berbagai variabel demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai individu yang sedang dipelajari. Ukuran obyektif kelas sosial terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu indeks variabel tunggal dan indeks variabel gabungan.
a.       Indeks Variabel Tunggal
Indeks variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk tujuan sebagai berikut:
1.      Pekerjaan
Merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.      Pendidikan
Tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan juga kedudukan yang dikagumi atau dihormati.


b.      Indeks Variabel Gabungan
Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat menarik untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik, kompleknya kelas sosial dibandingkan indeks variabel tunggal.
Dua indeks gabungan yang paling penting adalah:
1.      Indeks Karakteristik Status
Ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari berbagai variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan), model rumah dan daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan)
2.      Skor Status Sosial Skonomi

Sosioeconomic Status Score (SES) menggabungkan tiga variabel pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan oleh United States Bureau of The Census

Budaya


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
  • Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
  • Lembaga social 
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karie
  • Sistem kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·        Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Sikap (Attitude)


Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita.
Sikap:
- suka mendekat, mencari tahu, bergabung
- tidak suka menghindar, menjauhi

Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
1. Pengalaman pribadi
Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat
Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional
2. Kebudayaan
·        Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan
·        Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan
3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers)
·        yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus
·        Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin
·        Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting.
4. Media massa
·        Media massa berupa media cetak dan elektronik
·        Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita
·        Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal  hingga membentuk sikap tertentu
5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama
·        Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu
·        Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang
6. Faktor Emosional
·        Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego.
·        Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama)
·        Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair)

Teori Tentang Sikap
1. Teori Keseimbangan
- Fokus: upaya individu untuk tetap konsisten dalam beersikap dalam hidup
- Teori keseimbangan dalam bentuk sederhana:
- Melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan:
# Sikap favorable (baik, suka, positif)
# Sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif)
- Pembentukan sikap tersebut dapat dapat seimbang atau tidak seimbang
2. Teori Konsistensi Kognitif-Afektif
- Fokus: bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya
- Penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.
- Contoh: tidak jadi makan di restoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal padahal dia belum pernah makan disana
3. Teori Ketidaksesuaian (Dissonance Theory)
- Fokus: individu; menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran atau struktur (Konsonansi : selaras).
- Disonansi : ketidakseimbangan, yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.
- Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menggangu logika dan pengharapan
- Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok”.
- Cara mengurangi Disonansi:
a. Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya : stop merokok
b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya: tidak percaya rokok merusak kesehatan
4. Teori Atribusi
- Fokus: individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi.
- Implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.
- Contoh: memasak setiap ada kesempatan baru sadar kalau dirinya suka menyukai / hobi memasak

Skala Sikap
·        Yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap
·        Mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap seseorang
·        Akurasi pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang berkaitan dengan isyu yang sama
·        Skala sikap melibatkan: belief dan opini terhadap suatu objek
·        Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap dikenal dengan statement (pernyataan yang menyangkut objek psikologis).