My List

Minggu, 09 November 2014

Tugas 4 Softskills Etika Bisnis (Konflik dan Solusinya)



Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.


Kasus:
Saya akan menceritakan konflik yang pernah saya lihat yaitu tentang penutupan pusat perbelanjaan Giant Extra Dramaga yang berlokasi di Jalan Raya Dramaga Bogor oleh Wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Mula-mulanya Giant melakukan opening dan peresmian tanpa adanya surat izin dari wali kota Bogor, jalanan pada saat itu lancar akan tetapi setelah acara peresmian beberapa jam kemudian membuat kemacetan parah di sepanjang jalan dramaga. Beruntung pemerintah kota bogor bertindak cepat dengan mendatangi Giant dengan menutup paksa Giant.Wali Kota Bogor pun melampiaskan kemarahannya dengan menginformasikan kepada seluruh pengunjung Giant agar segera meninggalkan Giant dengan segera karena Giant belum mendapat surat perizinan. Giant tersebut pun di segel untu sementara sampai adanya surat perizinan dan pihak Giant membuat celukan agar tidak menimbulkan kemacetan. Petugas Satpol PP Kota Bogor disiagakan di lokasi tersebut untuk berjaga-jaga.

Solusinya:
Seharusnya pihak management Giant melaporkan surat perizinan terlebih dahulu, dan tidak langsung membuka pusat perbelanjaan sampai surat perizinan di keluarkan dan di tanda tangani wali kota bogor, pihak management Giant juga memikirkan lingkungan di sekitarnya agar tidak menyebabkan kemacetan di wilayah sekitarnya. Terlebih di daerah dramaga memang sering terjadi kemacetan. Pihak management Giant juga harus mengikuti aturan pemerintah yang berada di Bogor. Pihak Giant harusnya cepat mengurus surat perizinan dan membuat celukan di depan Giant agar tidak membuat kemacetan jika Giant tidak mau mendapat kerugian yang besar yaitu dengan penutupan Giant selama proses surat perizinan dari wali kota di keluarkan.

Analisis:
Menurut saya tipe manajemen di lihat dari sudut pandang etika bisnis yaitu immoral manajemen, karena manajer tidak mengikuti aturan pemerintah dari kota bogor dan tidak mengindahkan apa yang di maksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Jangan hanya mencari keuntungan sendiri, tetapi aturan pemerintah di abaikan begitu saja. Akibatnya kerugian yang di dapatkan karena pusat perbelanjaan di tutup paksa oleh aparat. Seharusnya pihak manajemen menjadikan hukum sebagai patokan agar menjad lebih baik lagi.

Referensi:






Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas 3 Softskill Etika Bisnis (PENGERTIAN CSR, MANFAAT CSR, DAN PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CSR)



TEORI:
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan. 
 Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena:
  1.  Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat setempat. 
  2.  Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang. 
  3. Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.
Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu:
  1.  Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. 
  2.  Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan, 
  3.  Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik. 
  4. Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik 
  5.  Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat:
  1. Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan. 
  2.  Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut. 
  3. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum. 
  4.  Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan: 
  1.   Meningkatkan citra perusahaan.  
  2. Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.  
  3. Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat. 
  4.  Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya. 
  5.  Memberikan inovasi bagi perusahaan

CONTOH KASUS:
Contoh perusahaan yang menerapkan CSR adalah PT DJARUM. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan program yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggungjawab dan kepedulian sosial. Namun demikian, perlu disadari bahwa CSR bukan semata program sosial yang menjadikan perusahaan sebagai sebuah “lembaga amal” ataupun “bagian dari departemen sosial milik pemerintah”.
Mau tidak mau haruslah diakui bahwa CSR memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi sebagai program kepedulian sosial, sementara di sisi lain merupakan bagian dari perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan.
Tantangan yang harus dijawab terkait hal tersebut adalah bagaimana membangun konsep CSR yang benar-benar efektif dalam menjalankan fungsi sosial, namun tidak melupakan tujuan perusahaan untuk mencari keuntungan. Selain itu, bagaimana membangun konsep CSR yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan keuntungan perusahaan, namun bukan berarti semata mencari keuntungan melalui “kemasan” tanggungjawab dan kepedulian sosial.
Perlu diketahui, tidak semua perusahaan memiliki program CSR. Bahkan tidak semua perusahaan memiliki divisi Public Relation (PR) atau divisi lain yang biasanya diberikan tugas khusus untuk mengurusi permasalahan CSR. Kalaupun ada perusahaan yang mengagendakan CSR, itu hanya dirangkap oleh divisi lain yang memiliki kedekatan fungsi dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan, misalnya divisi pemasaran (marketing).

Alasan bagi perusahaan yang mengambil langkah ini, selain untuk efektifitas anggaran, perusahaan yang seperti ini biasanya memiliki orientasi yang terfokus kepada penjualan dan memperoleh keuntungan semata. Selain itu, ada juga diantara perusahaan tersebut yang hanya membuat program CSR sebagai langkah taktis untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Bagi perusahaan seperti ini, PR atau CSR dianggap sebagai divisi dan program yang sekadar “menghabiskan uang perusahaan” saja. Selain lemah secara tanggungjawab dan kepedulian sosial, mereka belum menyadari arti penting program jangka panjang untuk keberlangsungan dan peningkatan keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, mereka belum menyadari CSR sebagai sebuah program investasi jangka panjang perusahaan.
Sementara itu terkait strategi sebuah perusahaan yang melakukan program CSR semata untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan, langkah seperti ini memang ada benarnya juga. Tidak sedikit program-program CSR yang dilakukan perusahaan memiliki dampak secara langsung karena memang sengaja diarahkan untuk mendongkrak penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan.
Program CSR  “dadakan” ini biasanya dilakukan dengan disertai publikasi yang diarahkan kepada menarik simpati publik sehingga terdorong untuk membeli produk. Selain itu, ada juga perusahaan yang menerapkan strategi keikutsertaan publik dalam program CSR dengan membeli produk tertentu.
Namun demikian, langkah “instan” mengagendakan program CSR untuk meraup keuntungan seperti ini tidak akan memberikan dampak positif yang bertahan lama. Selain anggaran yang akan terus membengkak, pogram CSR yang memang tidak direncanakan untuk jangka panjang akan menjadikan menurunnya kualitas kinerja divisi yang dibebani pekerjaan yang bukan merupakan tugas utamanya.
Persoalan lain yang akan muncul ketika perusahaan yang menjadi kompetitor menggunakan strategi tandingan yang hampir sama, sama, bahkan dengan teknik yang lebih mutakhir. Penghancuran karakater perusahaan di mata masyarakat dan para konsumen tentunya akan sangat berpengaruh kepada penjualan dan penghasilan perusahaan.
Hal yang juga perlu diingat yaitu kondisi masyarakat dan konsumen saat ini yang sudah cerdas. Mereka dapat membedakan mana perusahaan yang benar-benar melakukan program CSR dan mana perusahaan yang melakukan program CSR hanya untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan semata.
Tingkat kecerdasan masyarakat dan konsumen ini akan menentukan pilihan mereka untuk membeli sebuah produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Selain itu, bagian ini juga yang biasanya dijadikan landasan strategi bagi pihak perusahaan kompetitor untuk menjatuhkan perusahaan saingannya.
Untuk membangun program CSR yang benar-benar berguna bagi masyarakat dan memiliki dampak positif terhadap penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan, dibutuhkan pemberian program yang memiliki manfaat jangka panjang yang sekaligus dikelola dengan melibatkan masyarakat dan stake holder terkait lain secara berkesinambungan.
Program CSR bermanfaat jangka panjang yang dimaksud yaitu program-program yang memiliki dampak positif untuk kemajuan masyarakat dan relasi antara masyarakat dengan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan kalau memungkinkan dapat menciptaan sebuah hubungan psikologis seumur hidup.
Program ini dikelola dengan mengikutsertakan masyarakat dan mengedepankan kemandirian masyarakat untuk mengurusi keberlanjutan program tersebut. Peran yang diambil perusahaan, dalam hal ini divisi yang membidangi program CSR, sebaiknya berlaku sebagai “pendamping” masyarakat, yang menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dan sebaliknya.

Namun demikian, yang perlu diperhatikan dalam proses pengelolaan program CSR yang berbasis masyarakat ini adalah jangan sampai mencampuradukkan antara program CSR dengan program lain dari perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan. “Internalisasi” produk perusahaan terhadap masyarakat atau komunitas yang menjadi target program CSR sebaiknya dibiarkan berlangsung secara alami.
Dengan kata lain, akan lebih bijak dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan ketika masyarakat atau komunitas yag menjadi target program CSR nantinya akan menjadi PR bagi produk-produk maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan sangat diuntungkan dengan memiliki “tenaga” dan “sumber daya” yang tumbuh dan berk kembang dari masyarakat yang nota bene merupakan bagian dari target pemasaran  produk-produk perusahaan. 

ANALISIS: 

Menurut saya melalui program CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat luas akan lebih terjamin. CSR sangat penting dilakukan oleh semua perusahaan. Setelah saya baca CSR yang dilakukan oleh Djarum adalah keputusan yang tepat, tidak hanya di bidang pendidikan Djarum juga mencakup bidang pemberdayaan masyarakat,kesehatan dan lingkungan telah memenuhi 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat adanya perusahaan Djarum di sekitar lingkungan mereka seperti adanya peningkatan kesejahteraan, pendidikan masyarakat yang lebih baik, fasilitas umum yang lengkap, dan pembangunan fasilitas desa yang berguna dan mendukung kegiatan social warga sekitar perusahaan. CSR juga berlaku sebagai “pendamping” masyarakat, yang menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dan sebaliknya. CSR juga akan menguntungkan bagi masyarakat karena menaikan citra produk Djarum itu sendiri, dan kerjasama Djarum juga akan berkembang di mata masyarakat dan inovasi perusahaan. Tetapi di lain hal program CSR jika dilakukan secara jangka panjang akan membuat perusahaan Djarum membutuhkan biaya yang banyak. Selain anggaran yang akan terus membengkak, pogram CSR yang diadakan Djarum yang tidak direncanakan untuk jangka panjang akan menjadikan menurunnya kualitas kinerja yang akan membebani pekerjaan yang bukan merupakan tugas utamanya. Pada dasarnya tingkat kecerdasan masyarakat dan konsumen lah yang akan menentukan pilihan mereka untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan.